Skip to main content

Membangun Rencana Kehidupan Untuk Keberlangsungan Hidup Masyarakat Adat

https://www.youtube.com/watch?v=7CfNapTy4dM

Ditulis oleh: Fernando Manurung, BPAN

Di hari kedua Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-5 pada Kamis (16/03), ada 9 sarasehan yang diselenggarakan. Tema dalam sarasehan kali ini adalah Kepemimpinan Generasi Penerus Masyarakat Adat, Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Adat, Spritualitas dan Kebudayaan, Mitigasi dan Adaptasi Bencana, Disabilitas di tengah-tengah Masyarakat Adat, Menggugat Posisi Perempuan Adat dalam Negara dan Masyarakat Adat, Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019 serta Rencana Kehidupan Wilayah Adat.

Di ruang sarasehan Kampung Duren Selemak, Mabar dan Secanggang, Nedine Helena Sulu dan anggota Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) menggelar sarasehan Rencana Kehidupan Wilayah Adat. Serge Matri dari LifeMosaic menjadi tim Fasilitator dalam acara sarasehan ini. Mereka juga menghadirkan narasumber dari BPH AMAN Kampar, Riau Himyul Wahyudi, perwakilan Lembaga Adat Serampas, Ishak Pendi, perwakilan Masyarakat Adat Talang Mamak, Riau serta Liliana Mueles dan Jeremias Tunubala, Pimpinan Adat Misak, Kolombia. Dikarenakan tidak bisa hadir di sarasehan, Liliana dan Jeremias ikut berdiskusi melalui video call. Sarasehan dipandu oleh moderator Modesta Wisa dari DePANusantara (Dewan Pemuda Adat Nusantara) Region Kalimantan.

Dalam video call, Liliana dan Jeremias menceritakan bagaimana Masyarakat Adat Misak berjuang untuk bertahan hidup dari ambang kehancuran.

“Karena wilayah adat hampir habis, maka Masyarakat Adat juga nantinya akan habis. Anak cucu kami tidak akan tahu berbahasa ibu, pakaian adat, hukum adat, pohon-pohon endemik dan lainnya,” sambung Ratna, sebagai perwakilan Masyarakat Adat Talang Mamak, menambahi cerita yang disampaikan Pimpinan Adat Misak tadi.

Sudah berlangsung 1 tahun Masyarakat Adat Talang Mamak telah menjalani Rencana Kehidupan yang mereka rancang sendiri. Mengemasnya dalam bentuk Pohon Rencana Hidup Talang Mamak. Akar menjalar ke zaman dahulu kesejarah dimaksud Masyarakat Adat. Batang pohon yang kuat menjadi Jati diri, Penentuan Nasib Sendiri Masyarakat Adat Talang Mamak,  Berdaulat, Wilayah Adat, dan Lembaga Adat.

Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Hutan, Budaya, Komunikasi dan Hukum Adat terangkum dalam dahan Pohon. Dilengkapi daun-daun yang rimbun, guna berlindung: air bersih, sistem pengangkutan, pekerjaan, tempat belajar, bahasa ibu, obat-obat herbal, pohon, hutan keramat, lagu,musik, makanan tradisional, gawai gadang, tawa orang tua-anak dan lain-lain.

Akhir dari acara sarasehan Rencana Kehidupan Wilayah Adat, tim fasilitator dan tim panen mengajak para peserta bernyanyi bersama.