Skip to main content

Mempersembahnya geliat aktivisme pemuda adat: dari pelajar menjadi pengajar, Kalfein Michael Wuisan, Indonesia

Dalam rangka merayakan Hari Masyarakat Adat Sedunia 2018, kami menyajikan beberapa aktivitas yang dilakukan oleh pemuda adat dari seluruh dunia.

Inilah Kalfein, seorang pemuda adat dari Minahasa, Indonesia. Setelah mendapat pelatihan video dan bertutur cerita, sekarang ia memberikan pelatihan kepada komunitasnya

Apa kegiatan yang sedang kamu kerjakan?

Pelatihan menulis dengan AMAN selama 2 hari. Pesertanya adalah para penulis muda & pemuda adat dari beberapa kampung di Minahasa,  ada 15 orang pesertanya. Memang sengaja peserta nya dibatasi, karena takut membludak kalau tidak dibatasi. Sehingga hanya jadi 9 kampung. Karena 6 orang yang ikut, ada dari AMAN dan Komunitas Penulis Minahasa (MAPATIK)

Tema kegiatan ini adalah menulis tentang sejarah kampung.

Bagaimana proses seleksinya?

Kami mengundang jaringan komunitas pemuda dari kampung, yang masing-masing mengutus satu orang.

Kalo tujuan dari kegiatan ini apa?

Memberikan pengetahuan mendokumentasi (menulis) sejarah kampung bagi para pemuda adat/kampung dan para penulis muda di Minahasa.

Siapa saja pengajarnya selain Kale?

Ada juga teman lain, penulis,wartawan,budayawqn/sejarahwan. Karena menulis sejarah kampung, tentu butuh juga pengetahuan dari berbagai perspektif. Misalnya menulis Feature Sejarah. Gaya menulis jurnalistik tapi isinya informasi sejarah. Jadi butuh pengetahuan dari penulis, jurnalis, dan sejarawan

Apa motivasi kamu terlibat di kegiatan ini?

Motivasi saya karena Upaya membangun kampung harus dilakukan oleh kita sendiri dengan beragam cara, salah satunya menulis. Karena saya punya keterampilan menulis, saya ingin membagikan kepada yang lainnya. Menginspirasi teman-teman pemuda lain untuk membangun kampung secara bersama. Bila upaya membangun kampung dilakukan secara bersama ini kemudian bisa menjadi sebuah gerakan. Sebab perubahan cepat hanya bisa dicapai lewat gerakan secara bersama.

Apa yang ingin kamu tularkan buat pemuda lainnya atau yang bisa mereka pelajari dari kegiatan ini?

Menulis adalah alat perlawanan. Perlawanan melawan lupa. Lupa akan identitas, akan tanah dan hak hidup sebagai manusia. Oleh sebab itu menulis adalah pilihan yang masih sangat relevan dan kontekstual untuk digunakan oleh pemuda adat untuk menjaga tanah, adat dan tradisi. Selain itu menulis juga merupakan upaya mendokumentasikan pengetahuan untuk generasi hari ini dan generasi mendatang


Terima kasih kepada Elsia Yuanti yang telah membantu menyusun wawancara ini.