Skip to main content

Film Festival Masyrakat Adat : membuka ruang bagi keadilan dan pencantuman

Kami bertanya kepada sebuah group yang menyelenggarakan festival-festival film tentang masyarakat adat di beberapa negara di Asia dan Amerika Latin, tentang bagaimana acara tersebut dijalankan dan mengapa mereka menyelenggarakan acara tersebut. Ketika setiap orang memberikan respon dari perspektifnya, ada banyak kesamaan dalam motivasi yang menggerakkan para kreator adat di tempat yang berjauhan satu dengan yang lainnya, yakni menegaskan bahwa sinema adalah bahasa universal dan seyogyanya dapat memperkuat perjuangan hak-hak masyarakat adat melalui dialog yang dibuat.

Narasumber yang kami wawancarai: pembuat film, aktivis masyarakat adat, penyelenggara festival.

Mengapa mengadakan Indigenous film festival (IFF) atau memiliki ruang untuk film-film tentang masyarakat adat dalam festival-festival film internasional merupakan hal yang penting?

Shinta
“Ada beberapa film di industri ini yang menampilkan masyarakat adat, tetapi kebanyakan tidak lebih dari menunjukkan masyarakat adat sebagai sebuah objek hiburan. Film memainkan peran yang sangat penting untuk membentuk paradigma publik dan mampu menggerakkan orang untuk bertindak. Seperti yang mereka katakan, festival film juga dapat mengantar sinema ke komunitas dan memungkinkan mereka untuk melakukan dialog dengan dunia.”

Surya
“Internasional Film Festival Bhubaneswar, berlokasi di jantung tempat terjadinya konflik antara masyarakat adat dan perusahaan pertambangan yang banyak di bahas di India. Di kota yang sama, sepanjang tahun ada banyak pentas seni dan sastra yang disponsori oleh perusahan yang bersalah membunuh penduduk pribumi. Jadi, masyarakat kami mendanai festival film ini secara independen sebagai bentuk penegasan atas demokrasi dalam ruang budaya.”

Ivan
“Penting bagi kita untuk menyatakan secara jelas bahwa komunitas adat sedang mengalami situasi diskriminasi, deforestasi, kehilangan identitas dan budaya. Jumara merupakan sebuah cara untuk menunjukkan apa yang masih dimiliki oleh komunitas dan menyebarkannya melalui film.”

David
“Karena adanya kebutuhan bagi masyarakat dan kaum minoritas untuk memiliki ruang mereka sendiri dimana mereka dapat menampilkan karya-karya mereka yang menggambarkan keragaman masyarakat kita, budaya dan wilayah kita … Adanya minat dan perhatian terhadap sinema pribumi dalam festival-festival internasional memberi kita harapan untuk menciptakan sebuah persetujuan atau untuk melakukan legistimasi oleh mereka yang bukan masyarakat adat, melalui otoritas film internasional, untuk memperhatikan pencapaian sinema adat.”

-

Bagaimana Anda menentukan Film-film yang dimasukkan dalam film festival?

Surya
“Panggilan terbuka untuk semua pembuat film dari masyarakat adat serta untuk film yang dibuat bekerja sama dengan komunitas adat. Kami kebanjiran banyak film tentang masyarakat adat dibandingkan dengan film-film yang dibuat oleh masyarakat adat, jadi sebagai kurator, kami memuat semua film yang dikirimkan dan memprogramkannya dengan tepat.”

Shinta
“Hal pertama dan yang paling penting adalah bahwa film tersebut harus diarahkan atau diproduksi oleh masyarakat adat atau memiliki setidaknya satu orang pemuda adat sebagai salah satu kru utama. Hal ini sangat penting karena masyarakat adat untuk waktu yang lama telah dimasukkan ke dalam bingkai yang dibuat oleh orang-orang di industri pembuatan film dan digambarkan hanya untuk memenuhi kebutuhan industri ini, dan hal inilah yang kami sebagai pembuat film yang berasal dari masyarakat adat ingin ubah. Kriteria lainnya didasarkan pada target audiens, misalnya, bisa untuk memperkuat gerakan akar rumput dan untuk pemberdayaan diri [di dalam komunitas], atau untuk meningkatkan kesadaran [untuk kebudayaan] dan juga mengumpulkan dana untuk mendukung pembuat film yang berasal dari masyarakat adat.”

Ivan
“Di Jumara tahun lalu, ada 169 film yang masuk, beberapa film tidak ada kaitannya dengan isu-isu masyarakat adat, tetapi berkaitan dengan hak asasi manusia, hal ini karena Jumara tidak hanya ingin didedikasikan untuk film-film adat saja tetapi juga bahwa masyarakat adat juga hadir dalam isu-isu non-adat. Kami ingin sinema menjadi bagian dari diskusi, pertemuan dan dialog antara masyarakat adat. ”

David
“Jika kita semua berkomitmen untuk membuat film didalam kesetaraan, sinema Amerika Latin akan menjadi sinema wanita, karena ada lebih banyak pembuat film pria. Jadi kami memberikan 50% preferensi untuk film-film yang dibuat oleh perempuan, dan dari kelompok itu 70% adalah masyarakat adat, dan 50% dari film yang ditampilkan adalah film lainnya. Sangat sulit bagi seorang pembuat film perempuan adat untuk membuat film, jadi kami harus menampilkan film mereka. ”

-

Apa yang dapat diperoleh pembuat film setelah berpartisipasi dalam festival film, dalam hal distribusi, pelatihan atau dukungan untuk produksi / pascaproduksi?

Shinta
“Berjalan sebagai seorang pembuat film dari masyarakat adat dapat terasa sangat kesepian, sehingga festival film masyarakat adat seperti ini memberi mereka kesempatan untuk terhubung dengan pembuat film adat lainnya yang juga memiliki semangat yang sama dan yang menghadapi tantangan yang sama juga. Kedua, adalah pengembangan hasil karyanya dalam hal distribusi, baik untuk pribadi dan juga komunal. Pesan/isu yang diangkat dalam filmnya disebar ke seluruh dunia, kemudian menciptakan peluang berikutnya bagi sang pembuat film untuk ikut ke festival lain. Ketiga adalah dukungan dalam bentuk pelatihan / kolaborasi yang mungkin akan dilakukan selanjutnya.”

Surya
“Meskipun bervariasi dalam setiap festival, bersamaan dengan pemutaran film kami juga menyertakan banyak kegiatan lainnya seperti lokakarya pembuatan film, diskusi, kunjungan solidaritas ke komunitas adat, ikatan dengan festival film lainnya memberikan kesempatan untuk bertemu dengan pembuat film lainnya. Di masa yang akan dating kami berencana untuk membuat panel distributor juga.”

Ivan
“Kami sedang berusaha agar film-film yang paling relevan mengenai Jumara dapat dipromosikan di festival Panama lainnya, atau internasional. Itulah mengapa kami memberikan penghargaan kepada film-film yang kami anggap memiliki pencapaian terbaik. Kami ingin menciptakan industri dimana sinema adat lebih penting dan kami dapat bersama- sama memproduksi film-film adat dari tema apa pun, tetapi Jumara masih belum memiliki sumber daya tersebut, sangat sulit bagi kami untuk mendapatkannya. ”

David

“Distribusi, biaya pemutaran film di festival tidak dipertimbangkan dalam anggaran produksi film. Walaupun ini merupakan kelemahan dalam industri film mengenai masyarakat adat, fakta bahwa mereka dianggap di dalam sebuah festival membuka pintu ke festival lain dan ruang pemrograman lainnya seperti pameran film atau pemutaran televisi. ”

-

Siapa yang menonton film tentang masyarakat adat? Bagaimana kita bisa mengembangkan penonton?

Shinta
“Ada banyak orang yang tertarik dengan film tentang masyarakat adat tetapi hanya sedikit yang memiliki pengetahuan tentang apa yang akan mereka tonton dalam film tersebut. Saya secara pribadi berpikir bahwa rasa ingin tahu adalah yang hal utama mengapa orang ingin menghadiri festival kami. Sebagian besar penonton akan berpikir tentang budaya yang indah dan tradisi yang luar biasa, sementara di sisi lain ada juga kisah penindasan, ketidakadilan dan pelanggaran hak. Kami telah melihat banyak orang datang ke festival kami dengan harapan dan kemudian diakhiri dengan kejutan yang ‘bagus’; ketika mereka tahu perjuangan nyata yang dihadapi oleh masyarakat. Bagian terbaiknya adalah, para penonton ini tidak akan tetap sama seperti sebelum mereka menghadiri festival. Mereka mendapatkan informasi / pengetahuan baru yang membantu mereka untuk memahami masyarakat adat dan isu-isu kompleks dengan lebih baik. Beberapa orang bahkan melangkah lebih jauh dengan mengambil tindakan untuk membantu komunitas yang ditampilkan dalam film.”

Surya
“Film-film masyarakat adat memberikan jendela harapan dan imajinasi bagi penonton yang tidak mampu mengatasi perangkap dari masyarakat konsumeris dan membantu orang-orang kembali ke ketertarikan yang lebih organik terhadap kehidupan. Penonton akan semakin berkembang karena semakin banyak film yang diproduksi, oleh karena itu kurangnya sumber daya pembuat film dari masyarakat adat perlu ditangani. Bersamaan dengan penyediaan sumber daya untuk masyarakat adat, maka pembuatan film, distribusi dan pengiriman ke penonton juga perlu ditingkatkan secara radikal dari kondisi saat ini dimana sinema dan pemutaran film tentang masyarakat adat dilakukan semata-mata oleh upaya tunggal pembuat film.”

Ivan
“Festival ini hanya ditunjukkan untuk kalangan tertentu yaitu komunitas kami, dan orang- orang dari luar, yang telah mengenal Jumara. Kami sangat senang bahwa audiens kami adalah orang-orang kami sendiri, karena tidak mudah bagi komunitas ini untuk menghadiri festival atau pemutaran film di kota.”

David
“Sementara ada ketidakadilan dan eksploitasi wilayah di Amerika Latin, nadanya akan terasa seperti sebuah kecaman, karena masyarakat adat melihat sinema sebagai sebuah alat untuk menunjukkan ketidakadilan dan juga kesamaan antar budaya. Tetapi ada juga materi yang dibuat khusus untuk pengarsipan dan untuk masyarakat, ada beberapa yang hanya ditampilkan dalam upacara berdasarkan keputusan masyarakat. Ada juga produk yang didedikasikan khusus untuk anak-anak.”

Terima kasih kepada narasumber kami. Cari tahu lebih lanjut tentang festival mereka:

Selain sebagai penyelenggara festival, mereka juga adalah seorang penutur
kisah. Lihat film mereka di bawah ini: